Cerpen “Sahabat”

Sahabat

Ku bangun dari tidur ku meninggalkan mimpi indah yang ku alami dan mulai membuka mata dengan malas-malasan. Kulirik jam dinding yang berada di atas pintu kamarku yang sudah menunjukan pukul enam pagi. Rasanya masih ingin bermalas-malasan lebih lama tetapi terdengar suara wanita yang berteriak nyaring dari balik pintu kamar ku.

“Anaaaaaaaaaaaa…… Bangun! Sampai kapan kau terus berada di dalam kamar mu itu, kau ingin berangkat sekolah atau tidak?”

Jelas suara itu keluar dari mulut ibuku. Dan seperti hari sebelumnya, dia akan berteriak membangunkanku dan menggedor-gedor pintu kamarku. Tapi ini hari yang berbeda, ini hari MOS pertama ku di Sekolah Menengah Pertama.

Aku beranjak dari tempat tidurku. Dengan tampang malas-malasan, mengambil handuk yang berada di gantungan dinding kamarku. Aku membuka pintu kamar dan tepat di hadapan ku ibuku yang sedang berdiri tegak dengan rambut terurai basah. Aku melewati nya begitu saja dan langsung memilih masuk ke kamar mandi dari pada mendengar omelannya yang lain.

Setelah semuanya aku lewati kini saatnya aku di dandani konyol. Rambut yang diikat 9 dengan dihiasi pita pink, tas yang terbuat dari karung beras, dan makanan yang diperintahkan di bawa pada hari sebelumnya. Ya, inilah MOS hari dimana kita berdandan seperti orang gila. Aku sih tidak sebegitu mengerti dengan MOS tapi yang aku dengar dari kakak ku, MOS adalah kegiatan dimana senior berkuasa dan anak baru seperti aku akan diperlakukan konyol di hadapan mereka. Aku tidak begitu peduli dengan omongan kakak ku yang sengaja menakut-nakutiku.

Dengan percaya diri aku berangkat bersama ibuku menggunakan kendaraan pribadi yang kami miliki. Rasa takut mulai muncul tetapi aku hanya bisa berharap semoga tidak terjadi apa-apa nanti.

Sesampai disekolah, aku keluar dari mobil ku dan melihat sekolah baru tempat aku akan menuntut ilmu untuk kedepan. Aku melihat disekelilingku dan aku mulai tertawa kecil, hal lucu yang aku lihat yaitu sekumpul orang yang berdandan konyol seperti aku. Aku mencari teman-temanku yang dulu satu SD denganku dan ku temukan mereka.

“Anaaaa konyol banget gayamu! HAHAHAHAHA” teriak teman ku saat melihat aku datang.
“Ya,sama seperti mu.” Jawabku.

Belum lama aku berbincang-bincang dengan temanku terdengar teriakan kakak kelas panitia MOS yang memanggil kami untuk berbaris ditengah lapangan. Ini hari yang panas, dan ini bulan dimana umat beragama islam berpuasa dan aku juga umat beragama islam.

Kakak-kakak panitia mulai memperkenalkan diri mereka satu persatu. Lelah aku mendengar mereka karena menurutku bukan hal yang terlalu penting untuk aku tau. Disela-sela perkenalan mereka tiba-tiba salah satu panitia menyampaikan pasal yang harus kami ketahui yaitu “pasal 1: panitia selalu benar , pasal 2: jika panitia melakukan kesalahan maka kembali kepasal pertama.” Banyak dari kami yang terkejut mendengar nya dan ada pula yang tidak menyetujui tetapi kami terlalu takut untuk protes langsung di hadapan kakak-kakak panitia.

Ini hal yang cukup membuat ku gila, setelah hari sebelumnya aku di hadapi dengan matrikulasi di sekolah ini juga yang memperkenalkan pelajaran yang akan kami hadapi kedepan tapi yang membuatnya berbeda semua mata pelajaran menggunakan Bahasa Inggris kecuali pelajaran Bahasa Indonesia. Aku tau itu tuntutan dari gelar sekolah yang kami miliki yaitu RSBI tetapi itu membuat tekanan baru dalam hidupku. Sebenarnya masuk kesekolah favorit yang bergelar RSBI adalah harapan banyak orang tetapi ini bukan harapan ku karena aku tau ini pasti melelahkan.

Tetapi aku harus percaya diri menghadapi MOS ini sampai hari terakhir nanti karena aku yakin pasti ini akan seru meski akan banyak tantangan yang harus di hadapi.

Banyak pengalaman baru yang aku temui di MOS dan MOS tempat dimana aku harus mencari teman-teman baru di kelas baru ku yaitu VII-2 dan aku dapatkan mereka. Namanya Putri,Dina, dan Ribka mereka adalah teman-teman yang konyol dan kurasa kami banyak memiliki kesamaan dari sifat yang sedikit gila,aneh, dan sombong.

Setelah MOS pertama berakhir aku langsung lekas pulang, banyak hal yang ingin ku sampaikan kepada ibu dan kakak ku. Ternyata MOS bukanlah hal yang buruk seperti yang diceritakan kakak ku, MOS sangatlah menyenangkan banyak hal baru yang dapat kita temui dan tantangan yang terkadang aneh.

****

MOS tiga hari sudah berlalu kini waktunya aku masuk sekolah dengan dandanan yang biasa saja. Pertama kali sekolah seperti murid biasa, bertemu teman-teman baru, dan melihat wajah-wajah kakak kelas yang waktu matrikulasi dan MOS tidak menjadi panitia.

“Haiiiii…” sapa ku kepada teman-temanku.
“Hai juga” sapa mereka.

Pertemanan kami sangat seru menurutku, perbedaan yang membuat kami tetap bersama tetapi semakin erat pertemanan yang kami miliki semakin banyak pula tantangan yang harus kami hadapi. Banyak orang yang tidak menyukai pertemanan kami terutama kakak kelas kami. Menurut mereka pertemanan kami bukan hal yang baik karena jujur kami jadi ade kelas tersombong yang ada. Masa kelas 7 bukan masa alim dalam hidup kami tapi masa dimana kami selalu ingin mencoba hal yang berbeda yaitu bolos, sombong ke semua orang, dan merasa berkuasa di antara kelas 7 putri lainnya.

Semua hal yang kami lakukan tidak semuanya dapat di banggakan, kami tau bolos bukan hal yang baik saat masa sekolah karena di sekolah kita seharusnya menuntut ilmu bukan bertingkah layaknya berandalan. Satupun dari orang tua kami tidak ada yang mengetahui apa saja yang sudah kami lakukan, jika saja orang tua kami tau kalau kami bolos pada masa kelas 7 mungkin pertemanan ini sudah enggak akan pernah ada dari awal. Sebenarnya sih ini terjadi bukan sepenuhnya salah kami tapi terkadang pelajarannya yang membosankan membuat kami sering keluar saat jam pelajaran.

Semakin banyak yang tidak menyukai pertemanan kami, masalah terus bermunculan, kami jadi bahan omongan guru-guru disekolah. Semakin lama pertemanan kami semakin merenggang dan pada akhirnya ada satu masalah yang membuat kami memutuskan untuk tidak berteman lagi. Aku menyadari nya keputusan kami bukan hal yang tepat tetapi mungkin ini hal yang baik untuk masa depan kami.

Aku mulai merasakan bagaimana rasanya tidak memiliki teman, selama aku berteman dengan Putri, Dina, dan Ribka aku jauh dari teman yang lainnya sehingga setelah kami sudah tidak berteman lagi aku sangat sulit untuk mencari teman baru. Rindu rasanya saat bersama mereka, tertawa bersama, di hukum bersama, dan melakukan hal-hal yang kadang aneh. Banyak kenangan yang sangat sulit untuk dilupakan dan dilepaskan begitu saja.

Saat masa-masa sendiri ku tanpa teman aku mulai merasakan bagaimana pentingnya seorang teman dalam hidupku. Mungkin mulai banyak yang mengasihani ku sehingga datang orang-orang yang mau menjadi teman ku yaitu Meme, Fhira, dan Sabila. Meraka menjadi pengganti Putri, Dina, dan Ribka. Mereka mengubahku menjadi lebih baik, mereka adalah sahabat ku yang mau menerimaku saat sedikit sekali yang mau bersamaku.

****

Tak terasa kini kami sudah kelas VIII SMP, tetapi cobaan baru yang aku hadapi yaitu berpisah lagi dari teman-teman terdekatku. Kelas kami diacak dan tidak ada satupun dari kami yang satu kelas. Aku masuk kelas VIII-3, banyak orang-orang baru yang waktu kelas 7 tidak dekat denganku. Dan hal baru lagi yang terjadi, aku jadi omongan di kelas baruku. Seperti biasa orang mengenalku bukan dari kebaikan tetapi dari keburukanku.

Susah untuk mencari sahabat baru yang dapat menerimaku, tetapi semakin lama di kelas itu semakin banyak yang mulai mengenalku lebih dalam dan banyak pula teman-teman baru yang dekat dengan ku sekarang. Sahabat baru yang aku miliki sekarang adalah Kia, Nanditha, Evin, dan Via. Mereka adalah orang bisa menerimaku lebih dari yang lain. Sulit untuk di jelaskan sebenarnya Kia dan Evin adalah musuh ku saat aku SD tetapi sekarang malah menjadi kebalikannya, Nanditha adalah orang yang waktu kelas 7 aku kenal sangat alay, Via adalah orang yang pernah aku bilang aneh karena kemisteriusan dari penampilannya, dan sekarang mereka adalah orang yang tidak ku sangka akan menjadi sahabat baik yang aku miliki sekarang.

Banyak hal yang mulai kami lakukan bersama, hal seru dan menarik. Tapi tak semua nya berjalan mulus banyak juga tantangan yang selalu hampir berhasil menghancurkan persahabatan kami. Semakin erat persahabatan yang kami miliki sampai kini terasa kami bukanlah sahabat melainkan keluarga.

Tentu banyak perbedaan dari kami. Aku memiliki sifat yang egois, mudah marah, dan kadang kata mereka aku juga sedikit aneh. Kia memiliki sifat yang terkadang aneh, selalu mau terlihat sempurna di depan orang yang dia suka. Nanditha memiliki sifat penyabar, tentu dia masih alay sama seperti aku mengenalnya dulu, dan tidak mudah tersinggung dengan kata-kata pedas yang sering menjelek-jelekannya. Evin memiliki sifat yang kadang sering diam sendiri, sering menjadi tempat curhat, dan dia bijak. Dan yang terakhir adalah via, dia memiliki sifat yang cukup unik dari yang lainnya, dia sering marah tanpa sebab, terkadang egois, dan kalau sudah marah dunia bagaikan milik sendiri. Tetapi sifat kami yang berbeda yang menyatukan kami sekarang.

Dari banyak persahabatan yang pernah aku jalin dan perpisahan yang pernah terjadi membuat aku menyadari bahwa pertemuan dan perpisahan akan selalu terjadi. Tetapi persahabatan tak kenal arti perpisahan, persahabatan akan selalu ada kepada orang-orang yang bisa menghargai arti kehadiran dan mempertahankan apa yang sudah ia miliki.

Aku tidak pernah dendam kepada orang yang pernah hadir dan pergi dari hidup ku, kepada orang-orang yang cuman mengenalku dari keburukan dan omongan orang-orang tentangku tetapi langsung tidak menyukai ku. Aku akan selalu merindukan pertemanan ku yang dulu bersama Putri, Ribka, dan Dina yang sekarang sudah tidak pernah bersama lagi, kami hanya bisa saling menyapa tanpa bisa mengulangi pertemanan yang dulu pernah ada. Dan aku juga akan terus merindukan pertemananku bersama Meme, Fhira dan Sabila yang pernah datang saat aku benar-benar merasa sendiri.

Dari semua ini aku mulai menyadari dan mulai memahami arti persahabatan. Sahabat adalah dia yang tau semua kekuranganmu tetapi memilih untuk tetap bersamamu, jaga mereka yang bisa menerima kekurangan dan kelebihanmu dan lepaskan mereka yang hanya bisa menerima kelebihanmu.

Tinggalkan komentar